Bima –
Lensa Post,
Lomba Qasidah Rebana (LASQI)
tingkat Kabupaten Bima yang digelar oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Bima di Museum ASI Mbojo Bima, senin (16/3) telah menghasilkan
para juara lomba dimasing – masing katagori tingkat remaja dan dewasa. Berdasarkan hasil keputusan juri
lomba yang terdiri dari Drs. Aris Gunawan, ustad Farhan Bil Islam, S.AG, Hasnah
Umar, S.Pdi dan Ny. Niswati, S.Pd diumumkan dari Regu Lasqi di 18 Kecamatan yang mengikuti
ajang bergengsi tersebut, telah dinyatakan dan ditetapkan sebagai juara untuk
kategori remaja dan dewasa, antara lain kategori Lasqi tingkat remaja diraih Lasqi kecamatan Wawo,
peringkat II Lasqi kecamatan Langgudu dan peringkat III diraih Lasqi yang berasal dari
kecamatan Woha. Sedangkan di
tingkat Dewasa juara 1 diraih oleh Lasqi kecamatan Monta, juara II diraih Lasqi yang berasal dari
kecamatan Wawo serta juara III diraih oleh Lasqi yang berasal dari Sanggar Kae
kecamatan Woha.
Bagi para juara 1,2,3 di masing –
masing katagori baik ditingkat dewasa dan tingkat remaja selain mendapatkan
tropi piala bergilir juga mendapatkan dana
pembinaan yang disediakan oleh panitia penyelengara. Kadis Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Bima, Drs. Syafrudin disela kegiatan
menyampaikan bahwa dengan diselenggarakanya kegiatan ini dalam rangka
mensyiarkan agama islam lewat musik qasidah rebana yang bernuansa islam
sehingga ajaran agama islam selain dilakukan dengan ceramah agama juga bisa
dilakukan dengan musik ini, Oleh karenanya kepada para qasidah rebana yang
tergabung dalam Lasqi di masing – masing kecamatan agar budaya yang bernuansa
islam dapat ditingkatkan
melalui syair yang didendangkan. Selain itu, lanjutnya kegiatan ini dalam rangka menyambut
pagelaran even Internasional Tambora Menyapa Dunia (TMD), dengan adanya kegiatan ini masyarakat
Kabupaten Bima bahkan diluar daerah Kabupaten Bima bisa menikmati dan mengenal
asli budaya khas kabupaten Bima. Syafrudin juga menyampaikan bahwa bagi yang mendapatkan
juara pada lomba ini disampaikan selamat dan bagi yang belum mendapatkan juara
agar kedepanya dapat mengasah dan mempersiapkan diri sebaik mungkin, ujarnya.
Sementara itu, Kadis
Budpar juga pada saat pembukaan LASQI, menyampaikan bahwa seiring dengan masuknya ajaran agama
Islam ke Asia Tenggara khususunya di Bima menunjukkan bahwa pemanfaatan seni yang dibawa oleh para muballigh sebagai wahana dakwah, sudah merupakan hal
yang lazim dan dilestarikan dari generasi ke generasi, sehingga pada waktu itu, para Muballigh
banyak memanfaatkan seni budaya
sebagai salah satu
media dakwah, dan
hasilnya Islam berhasil
menerobos batas-batas geografis
dan lapisan-lapisan kultural di wilayah Asia Tenggara dengan penuh kedamaian. Oleh karena itu dengan adaya
lomba qasidah rebana klasik yang bernuansa Islam ini sangatlah
strategis, karena melalui
event seni budaya Islam, dakwah dan syiar Islam dapat dilakukan
sehingga ukhuwah Islamiyah dapat dijalin selaras dengan tuntunan ajaran Islam. Selain itu dengan adanya kegiatan
ini selaku pemerintah daerah memandang bahwa seni budaya Islam memiliki
arti strategis sebagai bagian dari pembinaan umat Islam. Upaya menggerakkan
partisipasi umat dalam membangun daerah haruslah melibatkan secara utuh
unsur-unsur ajaran agama dan budaya
termasuk seni. Berpijak dari kenyataan
ini, maka seni
budaya yang bernafaskan
Islam dipandang tepat sebagai sarana
untuk membendung kemerosotan
akhlak umat.
Lanjut
Kadis, Lomba Qasidah Rebana Klasik yang dilaksanakan ini merupakan salah satu wahana penting dalam
menumbuh kembangkan kecintaan terhadap budaya Islam khususnya kepada generasi
muda, untuk itu, event seperti lomba Kasidah
Klasik ini harus terus dikembangkan agar kita tidak kehilangan identitas sosial
dan budaya sebagai masyarakat yang religius. Drs. Syafrudin berharap, melalui kegiatan
seperti ini akan dapat menjadi ruang dialog bagi para pegiat seni untuk terus
mengembangkan kreatifitas
dan berbagai jenis seni
budaya yang bernafaskan
Islam yang sesuai
dengan perkembangan jaman dengan tetap berpegang pada nilai-nilai
ajaran Islam sekaligus
sebagai wahana edukasi yang memotivasi
para remaja sebagai
generasi penerus bangsa dalam rangka
memacu pembangunan seni budaya daerah
yang sarat dengan
muatan nilai agama.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana,
Abdul Haris, S.Sos menyampaikan bahwa tujuan diadakan lomba ini, selain
menyiarkan syiar agama islam, juga dalam rangka upaya untuk melestarikan
kesenian tradisional
yang benuansa islam sehingga melalui media ini para generasi muda dapat mengisi
lagu yang disampaikan melalui media dakwah ini. Ia juga melaporkan bahwa peserta
adalah utusan dari 18 kecamatan, yang terdiri dari golongan dewasa dan golongan
remaja, yang terdiri dari 9 (sembilan) group remaja dan 9 (sembilan) group
dewasa. Dan waktu pelaksanaan 1 (satu) hari penuh. (LP/H-03)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar