Kota
Bima – Lensa Post,
Kedisiplinan
dalam mendidik siswa harus ditanamkan sejak usia dini agar para siswa memiliki
rasa tanggung jawab, terutama disiplin waktu dalam kegiatan sehari-hari, baik
siswa maupun guru itu sendiri. Selain itu para siswa juga diajarkan untuk
menjaga kebersihan lingkungan sekolah ataupun lingkungan sendiri, karena jika
lingkungan bersih, maka kegiatan belajar mengajar akan lebih asik dan
menyenangkan, demikian disampaikan Kepala SDN 11 Kota Bima, Hj. Maryamah
H.Gani,S.Pd. Ia terus memotivasi para guru agar berusaha
keras untuk memajukan dunia pendidikan terutama mutu pendidikan disekolah. Antara
lain mendorong siswa agar lebih disiplin dalam belajar dan kegiatan lain
di sekolah. Menurutnya, setiap sekolah pasti ada anak didik yang nakal, tak
masuk sekolah, bolos dan sebagainya, untuk itu dibutuhkan kerja keras guru dalam
membuat aturan-aturan disipilin. Peraturan yang dibuat itu harus diberitahukan
kepada para orang tua dan wali murid supaya mereka tahu dan ikut mendukungnya,
karena ini demi kebaikan anak mereka sendiri, ujar
Kepala SDN 11.
Disela-sela
kesibukannya menanam bunga, Hj.Maryamah mengatakan, para siswa tidak hanya
mendapatkan ilmu pendidikan ataupun pelajaran ekstrakulikuler lainnya. Namun
yang terpenting diajarkan untuk selalu disiplin, baik waktu maupun segala
aktivitas lain di sekolah. Jika terdapat siswa yang melanggar kedisiplinan
sekolah, maka pihak sekolah akan memanggil para siswa untuk diberikan nasehat
dan dididik agar lebih disiplin. Kemudian, jika siswa masih terus melanggar,
maka pihak sekolah akan memanggil wali murid siswa. “Sejauh ini, para siswa
kita sangat disiplin, belum ada yang sampai kami panggil orang tuanya. Kalau
nakal sedikit sich itu wajar, namanya anak-anak. Dengan mengajarkan
kedisiplinan kepada siswa sejak usia dini, diharapkan dapat tumbuh rasa
tanggung jawab dalam setiap kegiatan yang dilakukan,” katanya. Ditambahkan dia,
selain meningkatkan kedisiplinan. Para guru di SDN 11 Kota Bima terus mendukung
dan membina setiap siswa yang berprestasi dalam bidang akademik ataupun ektrakurikuler
lainnya.
Siswanya sendiri
diakui Maryamah, sudah mulai menerapkan sikap disiplin di lingkungan sekolah.
Semua itu tak terlepas dari ketegasan pihak sekolah terhadap siswa untuk
mematuhi setiap peraturan sekolah. “Peraturan sekolah itu pada prinsipnya untuk
kebaikan siswa. Jangan sampai disalah terjemahkan oleh orangtua dan masyarakat.
Disiplin bukan berarti keras. Anak-anak kita perlu diajarkan disiplin, karena
inilah modal mereka meraih sukses. Kalau dibiarkan malas-malasan, tentu siswa
juga yang akan rugi,” ungkapnya. Ia pun tak lupa mengingatkan kepada siswanya
untuk mengulang kembali pelajaran di rumah dan mengerjakan pekerjaan rumah yang
diberikan guru dengan benar. “Pendidikan siswa memang menjadi prioritas kita,
bagaimana mereka mampu menyerap ilmu pelajaran di sekolah. Mendidik anak membutuhkan kesabaran. Pada usia inilah
karakter mereka dibangun. Apabila dididik dengan benar, maka ia akan sukses
kelak. Dan sudah menjadi tugas guru membimbing mereka,” paparnya.
Ketua K3S Kecamatan Mpunda ini juga
menjelaskan, ada beberapa peraturan yang dibuat sekolah, dalam rangka membangun
disipilin dan meningkatkan kwalitas pendidikan anak, diantaranya diaktifkan setiap
hari ada piket harian bagi guru, guru yang piket itu yang akan mencatat
temannya yang hadir atau tidak hadir tanpa keterangan, ini akan menjadi laporan
bulanan. Setiap pagi ada budaya harian, setiap guru harus mendampingi murid
masuk ke kelas, bagi guru yang tidak
dapat mendampingi murid, saya akan bebas tugaskan dan tidak berhak mengajar
hari itu, bahkan diganti oleh guru lain, bisa dari guru honor atau saya sendiri
yang akan menggantikannya. Konsekwensinya, tambah Hj. Maryamah, apabila dalam
sebulan ada 3 hari tercatat seperti itu, maka dia tidak berhak untuk
mendapatkan keterangan melaksanakan tugas dari kepala sekolah, karena nanti
mereka pasti butuh keterangan itu untuk mendapatkan gaji sertifikasi. Ia juga
menegaskan, bagi guru sertifikasi harus memenuhi minimal 24 jam mengajar, selain
itu mereka juga wajib mendapatkan tugas tambahan yang diterapkan manajemen
sekolah.
Pada kesempatan itu, Hj. Maryamah menjelaskan,
bahwa setiap pagi kita terapkan budaya harian, minimal guru yang piket
menyambut siswa didepan, dari setengah tujuh sampai jam tujuh, setelah jam 7
pintu pagar ditutup. Rutinitas setiap hari senin dilaksanakan upacara bendera, hari
selasa dan rabu budaya sehat, yaitu senam sehat anak Indonesia sampai jam 7.35
dan diakhiri anak-anak melaporkan hasil bacaannya, yang bisa maksimal melaporkan
mendapatkan hadiah 50 ribu, hari jumat budaya tadarus zikir dan doa. (yasin dan
surat pendek pilihan) yang bisa baca 13 surat hadiahnya 50 ribu, yang bisa baca 15 doa harian dapat hadiah 50
ribu. Sekolah yang meraih juara I sekolah sehat tingkat Propinsi ini, juga
menerapkan dihari sabtu ada istilah pengadilan budaya, pada hari itu murid
diadili dalam pelanggaran selama 1 minggu, dan bagi siswa berprestasi dalam 1
minggu, pada saat itu juga diberikan hadiah. Diibaratkan sebuah pengadilan ada
hakim dan panitera. Dampak positifnya besar sekali, dengan sendirinya anak-anak
takut untuk melanggar, baik waktu, kebersihan dan semua aturan-aturan sekolah,
bahkan sebaliknya mereka terus memacu diri untuk berprestasi dan melakukan
hal-hal yang baik, imbuh Maryamah. (LP-001)