Kota Bima – Lensa Post,
Pertambahan
penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya
volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Pengelolaan
sampah selama ini masih menjadi salah satu persoalan yang menjadi prioritas
utama untuk diselesaikan. Diperlukan metode da cara yang berwawasan lingkungan
sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan
lingkungan. Metode pengelolaan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke
hilir perlu dilakukan agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi
masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Demikian
pula di Kota Bima, untuk menanggulangi masalah persampahan Pemerintah Kota Bima
menggandeng Y Consultant dari
Kerajaan Belanda. UU persampahan/pengumpulan sampah dan pengelolaan sampah
adalah
tanggung jawab bersama. Mulai dari tatanan atas hingga kelurahan juga
masyarakat. Permasalahan yang kini dihadapi adalah melengkapi personil yang
berada di kelurahan dengan sarana dan prasarana yang memadai. Karena personil
inilah yang nantinya menjadi ujung tombak. Selain itu, kelemahan selama ini
adalah tidak adanya database untuk drainase,
lemahnya koordinasi dengan pusat, perda dan kelembagaannya masih belum
optimal.
Y consultant Belanda dalam pertemuan
yang dilakukannya dengan Wakil Walikota Bima HA Rahman H Abidin, SE di ruangan
Wakil Walikota Selasa (21/04), kemarin memaparkan bahwa secara bertahap
kelurahan akan diikutkan ke dalam pilot project persampahan. Saat ini sudah ada
8 kelurahan kumuh yang Y consultant
kembangkan untuk masalah penataan persampahan, air limbah dan drainase.
Lingkungan Bonto menjadi salah satu contoh kecil pengolahan air limbah. Lingkungan Bonto akan
dijadikan lokasi percontohan instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Demikian
pula untuk wilayah Kelurahan Sarae, ditetapkan sebagai daerah pengolahan
sampah. Disampaikannya untuk memaksimalkan
pengelolaan sampah, disarankannya agar pemerintah Kota Bima terus membangun
kerjasama dengan perusahaan untuk pemeliharaan kendaraan roda tiga, mengingat
jumlah motor roda tiga masih kurang, tentunya pemeliharaan menjadi bagian yang
terpenting untuk mendukung penanganan sampah. Diakui oleh Y Consultant bahwa selama ini Y
Consultant cukup terbantu dengan
sistem komunikasi yang terbangun. Namun disisi lainnya, diakui bahwa mereka
masih belum cukup maksimal meskipun kami sudah mengeluarkan biaya dan tenaga
yang cukup besar.
Berbagai problema lain
seperti sungai yang semakin menyempit dan dangkal juga masih bisa belum
teruraikan. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab banjir. Disamping juga
penataan drainase yang masih belum baik. Demikian pula dengan masih banyaknya
pencemaran air laut, kesemuanya harus sesegera mungkin ditindaklanjuti. “Kami
juga telah membentuk Pokja Sanitasi dan sedang menyusun masterplan karena tahun ini pula kita mendapatkan bantuan pusat
untuk penyusunan Master Plan Air
Limbah. Dalam penyusunan masterplan
ini nantinya harus melibatkan tenaga teknis daerah agar daerah bisa memahami
penanganan yang dimaksud”, papar Roy Timmer.
Wakil Walikota Bima H. A
Rahman H Abidin merasa amat terbantu dan memberikan penghargaan yang tinggi
kepada Y Consultant atas bantuannya
dalam penataan Air Limbah dan persampahan. Terlebih lagi beberapa kelurahan
yang menjadi daerah percontohan seperti Bonto dan Sarae mulai terlihat
hasilnya. “Terima kasih dan kami pemerintah Kota Bima sangat terbantu dengan
keberadaan Y Consultant”, puji Wawali. (LP/H-Dyan F.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar