Senin, 09 Maret 2015

GUBERNUR NTB : LISTRIK PADAM, PLN HARUS BENAHI MESIN


Mataram – Lensa Post,
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH Zainul Majdi, di Mataram, kamis (5/3) mengatakan dengan adanya listrik di NTB yang sering padam, tidak hanya disebabkan masalah daya, namun lebih dari itu menyangkut jaringan di NTB yang sudah lama. Pihaknya terus mendorong agar PLN segera membenahi hal tersebut. Selain itu pihaknya juga akan meminta PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah NTB, agar tidak menarik biaya yang mahal atas penggunaan listrik oleh masyarakat. “Kalau memang mahal, kita akan beritahu PLN jangan seperti itu. Namun, dirinya meyakini tidak seperti itu,” ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram. Menurutnya, “Kalau sering padam, tidak hanya problem daya tapi jaringan di NTB dan Indonesia  itu lama. Maka PLN didorong untuk dibenahi,” katanya.
Sebelumnya, Anggota Komisi VII DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) NTB, Kurtubi mengatakan kondisi kelistrikan NTB masih sangat memprihatinkan dibandingkan dengan provinsi lainnya. Pasalnya, rasio elektrifikasi atau ketersediaan listrik masih rendah sekitar 67 persen, dibandingkan provinsi lainnya yang sudah mencapai 80 persen. “Indikatornya, elektrifikasi rasio sekitar 67 persen masih rendah dibandingkan daerah lain yang mencapai 80 persen. Masih banyak keluarga NTB belum menikmati listrik,” ujarnya kepada wartawan saat melakukan kunjungan kerja di Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTB, Rabu (4/3).
Selain itu, menurutnya, kualitas listrik yang sudah mengaliri berbagai rumah yang ada masih kurang, disebabkan masih sering adanya pemadaman. Selain itu, biaya pokok membayar listrik di NTB terbilang mahal karena mencapai Rp 3500/KWH, padahal harga jual listrik hanya Rp 900 rupiah. “Tingginya biaya listrik di NTB sebagian besar dari listrik berbahan baku BBM. Artinya, pemerintah pusat  mensubsidi Rp 2000 lebih dan itu sangat memprihatinkan,” ujarnya. Selain itu, menurutnya, kualitas listrik yang sudah mengaliri di berbagai rumah masih kurang, sehingga sering ada pemadaman. Padahal biaya pokok membayar listrik di NTB terbilang mahal karena mencapai Rp 3.500/KwH dengan harga jual listrik hanya Rp 900. 
Oleh karena itu, ia menuturkan, pihaknya mendorong agar Perusahaan Listrik Negara (PLN) segera membangun kapasitas pembangkit listrik baru, baik yang dimiliki atau disewa dan tidak boleh menggunakan bahan baku BBM.  PLN juga harus bisa menurunkan biaya pokok listrik serta tidak menggunakan bahan baku BBM. Selain itu, yang terpenting adalah berupaya beralih menggunakan potensi pembangkit listrik tenaga bahan baku panas bumi. Selain itu, ke depan PLN diharapkan bisa menggunakan pembangkit listrik tenaga biomassa dengan bahan baku pohon kayu, seperti Turi. (LP-027)
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar