Senin, 16 Maret 2015

20 IKM KOTA BIMA IKUTI PELATIHAN DESAIN TENUN


Kota Bima – Lensa Post,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi NTB bekerjasama Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Bima menggelar pelatihan Desain Tenun bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kota Bima. Acara yang bertempat di Hotel La Ila Kota Bima, dihadiri Bapak Krismartono selaku Instruktur dari Yogyakarta. Sedikitnya 20 peserta IKM mengikuti Pelatihan Desain Tenun selama 5 hari, yaitu dari tanggal 9 – 13 Maret 2015.
Menurut Ketua Panitia, dari Dinas Perindag NTB, bahwa Kegiatan tersebut didasarkan pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Nusa Tenggara Barat, nomor : 039/DPA/TAPD/2015 tanggal 20 Oktober 2014. Pelatihan ini bertujuan dalam rangka mengembangkan
potensi lokal yang telah ada, sehingga segmen pasar yang dibidik dapat semakin luas dan pada akhirnya berdampak pada peningkatan ekonomi pengusaha/ perajin, dengan jalan memberikan wawasan berpikir yang lebih luas agar dapat menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi dan berkualitas.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperindag Kota Bima, Drs. Kaharudin menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepeda Pemerintah Propinsi yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan, sehingga Dinas Koperindag Kota Bima tetap dijadikan tuan rumah untuk kegiatan-kegiatan berbasis tenun, karena Kota Bima memiliki kompetensi inti berupa produk tenun, dan ini bertahan sejak lahirnya Kota Bima, bahkan sebelum terbentuknya Kota Bima, sentra-sentra tenun yang ada di Kota Bimamemang sudah ada sejak dahulu, jelasnya.
Kadis Koperindag melanjutkan, bahwa ragam budaya tenun yang memperlihatkan identitas Kota Bima sebagai sebuah identitas yang unik dengan sejumlah kearifan lokalnya ini sangat terkenal bahkan sejak abad ke 15 silam, kain tenun Mbojo merupakan kain tenun khas asal daerah Bima dan beberapa daerah sekitar Gunung Tambora. Lanjutnya, Kain dan kerajinan Kota Bima sudah menjadi komoditas andalan dalam kegiatan perdagangan di Nusantara. Beberapa hasil kreasi tenun yang paling popular adalah tembe nggoli, sambolo dan ikat pinggang. Kaharudin menyampaikan terima kasih kepada para Instruktur yang telah berkenan berbagi ilmu serta membimbing para perajin tenun di Kota Bima, sehingga bertambahlah wawasan dan pengetahuan para IKM di Kota Bima. Ia juga menyampaikan terimakasih kepada seluruh peserta yang telah menyempatkan dan menyisihkan waktu serta tenaga untuk mengikuti kegiatan pelatihan selama 5 (lima) hari “saya sangat menghargai upaya rekan-rekan sekalian yang dengan semangat mau menjalani kegiatan ini, guna pengembangan usaha masing-masing”, ujar Kadis.          
Mengakhiri sambutan penutup, Kadis Koperindag Kota Bima berpesan kepada peserta agar segala ilmu yang diterima dari para instruktur supaya ditularkan kepada rekan yang lain dilingkungan masing-masing, karena tidak semua berkesempatan untuk mengikuti pelatihan ini. Rekan-rekan semua, lanjutnya, adalah IKM-IKM terpilih dari sekitar dua ribu perajin tenun yang ada di Kota Bima dan telah lolos seleksi. Kami harapkan juga bahwa diluar kegiatan ini para peserta dapat terus berinovasi, memupuk kreratifitas dan tak bosan mencari tau produk-produk tren seperti yang sedang diminati pasar, kami selaku Pemerintah akan terus membina IKM sesuai dengan Tupoksi dan tatanan aturan yang berlaku, urainya.  
Sementara itu, Dewa Putu Rijaksana, ST selaku Staf Bidang Industri Kecil Dinas Perindag NTB menambahkan,  bahwa selama ini Dinas Perindag NTB telah 5 kali menggelar pelatihan seperti ini, akan berjenjang dan bertahap terus sampai IKM itu bisa, karena ini juga harus mengikuti tren saat ini dengan berbagai pewarnaan dan motif baru. Kami berharap para IKM dapat terus berinovasi dengan model dan motif baru, agar kedepan dapat bersaing dengan tenun-tenun didaerah lain. Dalam penutupan pelatihan IKM tersebut, salah satu peserta juga menyampaikan pesan dan kesannya, bahwa pelatihan ini betul dirasakan manfaatnya, untuk itu diharapkan jika ada pelatihan seperti ini, supaya bisa bergabung dengan penenun lain di Pulau Lombok, supaya Kota Bima juga bisa bersaing dengan daerah lain di NTB.   
Pada kesempatan itu pula, Bapak Krismartono selaku Instruktur menyampaikan, apresiasi atas semangat peserta selama 5 hari. Ia mengakui selama 5 kali memberikan pelatihan di Kota Bima, ini adalah peserta yang paling juara, karena telah mampu menguasai materi yang disampaikan, namun Kris juga mengakui bahan baku untuk tenun ini masih dianggap sangat langka di Bima. (LP-001) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar