Kota
Bima – Lensa Post,
PT. Bank Nusa Tenggara Barat terus menambah
jaringannya, khususnya di wilayah Bima. Dengan adanya Grand Opening PT. Bank
NTB KCP Syariah Bima. yang dihadiri Direktur Utama PT. Bank NTB, H.Komari
Subakir, Kepala Otoritas Jasa Keuangan NTB, Yusri, Wakil Walikota Bima,
H.A.Rahman H.Abidin, Assisten I Setda Kabupaten Bima, H. Makruf, serta unsur
Muspida Kota Bima, Pimpinan SKPD, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Kota
Bima.
Dirut PT. Bank NTB, H.Komari Subakir
menjelaskan, PT. Bank NTB telah memulai bisnis syariah mulai tahun 2005, dan
Alhamdulillah di 10 Kabupaten/ Kota se NTB telah dibangun Bank NTB KCP Syariah,
diantaranya : KCP Syariah Selong, KCP Syariah Dompu, KCP SyariahTaliwang, KCP
Syariah Maluk, KCP Syariah Pemenang, KCP Syariah Karang Jangkong Mataram, KCP
Syariah Kediri, KCP Syariah Pancor, KCP Syariah Sumbawa dan KCP Syariah Bima,
sementara untuk KCP Syariah Praya akan dibuka pada bulan Mei tahun 2015
mendatang. Menurut H.Komari, Bank NTB akan terus
mengembangkan Syariah terkait dengan potensi
bisnis, mengingat di NTB, khususnya Bima 95 % mayoritas Islam. Mengenai perkembangan bisnisnya, tahun 2014
kemarin tumbuh sangat bagus dibandingkan tahun 2013, kalau tahun 2014 kemarin
tumbuh mencapai 37,3 % atau Rp. 383 milyar dibanding tahun sebelumnya Rp. 279
milyar. Ada rencana bahwa Syariah nanti akan menjadi PT sendiri, tapi harus
punya modal inti Rp. 2,5 triliun. Kami informasikan bahwa Bank NTB terus
berupaya dan berikhtiar dari pengguna saham untuk terus menambah setoran modal.
Modal ini sangat penting, karena Bank itu padat modal. Mengenai layanan kami
terus tingkatkan layanan dan telah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
tentang kas manajemen system. Dan sudah berjalan saat ini di Kota Mataram, Lombok
Barat dan Sumbawa, dalam waktu yang tidak terlalu lama mungkin di Pemkot Bima
dan Pemkab Bima, ungkapnya meyakinkan.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Propinsi
NTB, Yusri, mengatakan perbankan syariah di NTB jauh lebih baik, mencapai 8, 74
% diakhir tahun 2014, lebih baik secara nasional yang hanya mencapai 4,7 %.
Yusri mengatakan, bahwa OJK tetap berkomitmen terus mendorong pertumbuhan
perbankan syariah di NTB. Yusri mengatakan, pemerintah daerah harus mampu
melihat potensi yang dapat dikembangkan untuk mendorong peningkatan
perekonomian di daerah. Seperti, pengembangan model ekonomi syariah. Masyarakat
NTB yang religius, kata Yusri, adalah salah satu modal untuk mendorong
perkembangan dan pertumbuhan pasar industri perbankan syariah di daerah. “Kita
harus dapat melihat potensi apa yang dapat dikembangkan di daerah Bima”. Yusri
berharap, sebagai industri yang relatif baru, perbankan dan keuangan syariah
perlu terus dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat luas. Sehingga,
produk serta jasa layanan syariah yang semakin beragam dan berdaya saing dapat
dikenal dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Assisten I Setda Kabupaten Bima, H. Makruf
dalam sambutannya mengatakan, bahwa iklim yang sangat kompetitif dalam dunia
perbankan membuat setiap perbankan harus memiliki pasokan gagasan memperluas
jaringan untuk bisa bersaing menghadapi persaingan bisnis perbankan di
Indonesia. Terutama dalam persaingan bisnis perbankan syariah. Ditambahkannya,
PT. Bank NTB sebagai lembaga keuangan yang mengelola keuangan daerah, bisa
memberikan fasilitas kepada ekonomi mikro, maupun industri kecil untuk
mendapatkan bantuan permodalan. ”Hal penting lainnya, bagaimana Bank NTB lebih
memaksimalkan corporate social responsibility (CSR) yang dimilikinya untuk
membantu masyarakat,”. Ia berharap, kerjasama yang telah terjalin baik antara
pemerintah dan Bank NTB tetap bisa terjaga dan menjadi pondasi bersama untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat di NTB, khususnya di Bima.
Sementara itu, Wakil Walikota Bima,
H.A.Rahman H.Abidin, SE mengatakan, kehadiran PT. Bank NTB khususnya cabang
syariah haruslah membumi di hati dan pikiran masyarakat, sehingga antara
masyarakat dengan instrumen PT. Bank NTB syariah saling membutuhkan untuk
penguatan, peningkatan, pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan kerja,
peningkatan pendapatan masyarakat dan mendorong sektor riil yang pada akhirnya
mengurangi angka kemiskinan. “Terbentuknya Kantor Cabang Pembantu Syariah Bima
ini menjadi ibadah sosial bagi semua masyarakat maupun pemerintah untuk
memastikan masyarakat NTB, khususnya Kabupaten dan Kota Bima agar terentas dari
kemiskinan dengan telah hadir sebuah instrumen untuk mengakses permodalan,”
terangnya. (LP-001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar