Sumbawa
Besar – Lensa Post,
Dua orang pemuda asal Desa Labuhan Sumbawa,
Kecamatan Labuhan Badas, A dan D melakukan pencatutan nama seorang perwira di
Polres Sumbawa untuk meminta sumbangan kepada masyarakat. Kedua pelaku meminta
sumbangan dengan alasan untuk kegiatan lomba volley yang digelar Polres Sumbawa
sejak tanggal 21 Februari 2015. Aksi kedua pelaku ternyata sudah memakan korban
banyak. Tidak sedikit para pemilik toko di komplek pertokoan telah memberikan
sumbangan terhadap kegiatan yang sebenarnya tidak ada tersebut. Betapa tidak,
para pelaku mencap stempel basah Polres Sumbawa dan membubuhkan tandatangan
atas nama Inspektur Muaji yang nota bene berpangkat Inpektur dua (Ipda) dan
menjabat KBO Reskrim Polres Sumbawa.
Kasat Reskrim Polres Sumbawa, Iptu Tri
Prasetiyo, mengkonfirmasi bahwa pihaknya baru mengetahui aksi kedua pelaku
setelah salah seorang warga menghubungi pihaknya terkait adanya kegiatan
penggalangan dana sumbangan yang mengatasnamakan Polres Sumbawa untuk kegiatan
lomba volly. Setelah mengkonfirmasi balik ke korban, menanyakan, mendalami
cirri-ciri pelaku. Ternyata diketahui bahwa pelaku adalah orang yang
mengamankan diri di Polres Sumbawa atas nama inisial D. “Untuk kegiatan ini
sebenarnya tidak ada. Bisa dibilang minta sumbangan ini merupakan modus
operandi baru untuk melakukan penipuan. Kami harap di sini, kedepannya jika ada
permohonan sumbangan dari pihak manapun mestinya dikonfirmasi agar tidak
terjadi penipuan,” tegas Kasat Reskrim.
Terhadap pelaku lanjutnya, akan diproses
secara hukum, ditangkap dan ditahan. Perkembangan selanjutnya adalah ternyata
si inisial A memiliki teman bernisial D atau pelakunya ada dua orang. Si D
masih dalam pencarian polisi dan sempat diamankan di Polres Sumbawa dengan
kasus melarikan anak perempuan orang. Sedangkan si A dilaporkan orang tuanya
menggelapkan mobil milik orang tuanya. Karena laporan tersebut merupakan delik
aduan maka tidak diproses hukum dan orang tua tersebut sudah mencabut laporannya.
Hanya saja orang tua si A meminta supaya anaknya diamankan untuk dibina di
Polres sampai dengan terjadi penipuan tersebut. “Informasinya, korban mereka
sudah banyak,” ujar Kasat Reskrim. Mengenai surat dan stempel yang digunakan
para pelaku tambah Kasat Reskrim, surat tersebut dipastikan palsu karena
tertera nama Inspektur Muaji, sedangkan Inspektur Muaji yang merupakan KBO
Reskrim tidak pernah menyuruh atau tandatangan surat tersebut dan
tandatangannya berbeda. Namun stempel yang digunakan asli karena mengetahui
seluk beluk di ruang Reskrim Polres. “Modusnya, dia datang ke korban-korbanya
menggunakan peci, hem berpakain rapih dan meminta sumbangan kepada
korban-korbannya. Tidak ada istilahnya ia mengaku dari kepolisian,” pungkas
Kasat Reskrim. (LP/PSb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar