Minggu, 28 Februari 2016

KAPOLDA NTB BERI TALI ASIH KELUARGA TERDUGA TERORIS

Kota Bima – Lensa Post,
Kapolda NTB melalui Dir. Binmas, Kombes Pol. Suwarto,SH,MH silaturrahim dengan keluarga terduga teroris di Penato’i, Rabu (24/2/2016) kemarin. Kunjungan tersebut berlangsung di halaman rumah Muktadir, seorang warga Penato’i yang dinyatakan hilang pasca penggerebekan pekan lalu. Pada kunjungan tersebut, terlihat juga kedua orangtua Fj dan empat keluarga warga Penato’i lain yang kini ditahan di Mabes Polri. Dalam pertemuan itu Suwarto mengajak warga Penato’i untuk membuktikan kalau Penato’i bukanlah sarang teroris. Karena sebenarnya, masalah yang ada di Penato’i bukan hanya terorisme. Tapi ada juga kasus narkoba, perjudian dan yang lain. Ia juga menjelaskan, keberadaan Kepolisian saat ini adalah hanya untuk melakukan patroli. Terkait adanya larangan agar polisi jangan membawa senjata saat sholat di masjid Penato’i, Suwarto menegaskan hal tersebut bisa dikomunikasikan. “Sebenarnya di mata Allah kita semua sama. Senjata itu sudah menjadi bagian dari polisi. Tapi jika masyarakat bisa menjamin keamanan selama anggota kami beribadah, hal itu boleh saja dilakukan,” katanya.
Dijelaskan, kunjungannya tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan program presiden. Polisi diwajibkan hadir di tengah masyarakat untuk memberikan rasa aman. “Kebetulan saja kemarin terjadi insiden di sini, adanya tudingan warga yang diduga masuk jaringan radikal,” ujarnya. Kunjungan tersebut diakhiri dengan penyerahan tali asih untuk kelima keluarga para terduga teroris. Sementara itu, keluarga terduga teroris menyambut baik kedatangan pihak kepolisian.  Meski keluarga mereka menjadi korban penggerebekan terduga teroris, namun mereka sudah mengikhlaskan. Nurseha orangtua Fj mengaku telah merelakan kepergian anaknya. Pihak keluarga tidak akan menuntut apapun. Yang ia harapkan, bagaimana ke depan kasus serupa tidak terjadi lagi. Hal senada juga disampaikan Abdul Samad keluarga dari keempat warga Penato’i yang diamankan Densus 88. Menurutnya pemberian bantuan dan juga silaturrahim dari kepolisian wajib dihargai. “Sebagai seorang muslim, silaturrahim wajib dilakukan,” katanya. Hanya saja dia menegaskan jika keempat keluarganya yang diamankan Densus tersebut tidak bersalah. Karena mereka tidak terlibat dalam jaringan apapun, apalagi terorisme. “Kami minta mereka dibebaskan. Mereka tidak tahu apa itu terorisme,” harapnya. (LP/09)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar