Jakarta – Lensa Post,
Internal Partai Golkar
kembali memanas jelang Munas. Kali ini isu bagi-bagi dolar bikin antar kubu
caketum Golkar bergesekan cukup keras. Sebenarnya money politics selalu jadi
isu pengiring suksesi kepemimpinan di Golkar. Memang geger bagi-bagi uang
selalu ramai terdengar menjelang Munas Golkar. Hal ini juga yang menjadi momok menakutkan bagi
para caketum Golkar yang berkantong cekak alias bermodal tipis. Sejumlah tokoh
Golkar pun menyuarakan agar Munas kali ini para calon ketua umum meninggalkan
tradisi lama yakni money politics. Saking ngerinya isu soal money politics jelang Munas Golkar, para Ketua
DPD I Golkar se Indonesia menemui Nurdin Halid pekan lalu. Dari pertemuan
itulah terungkap adanya pembagian dolar Singapura dari salah satu caketum
Golkar yang sempat mengunjungi Sulut. "Pengakuannya SGD 10.000 untuk 1 DPD
II. Kan rusak Partai Golkar kalau begini," kata Nurdin saat dihubungi,
Kamis (18/2/2016). Jika dirupiahkan dengan kurs SGD 1 sama dengan Rp 9.769
(kurs Bank Mega hari ini), SGD 10 ribu sama dengan Rp 97,69 juta. Kata Nurdin
uang itu baru permulaan, atau istilahnya uang surat dukungan. Namun demikian jika jumlahnya lebih kecil, Nurdin
tak mempersoalkan. Angka Rp 25 juta disebutnya sebagai uang transport yang
layak. "Kalau uang transport tidak apa-apa. Misalnya di Papua, kan
jauh-jauh. Kalau Rp 25 juta tidak masalah, masih masuk logika. Kalau lebih,
bukan uang transpor namanya tapi jual beli suara," ulas Nurdin. Manuver
Nurdin mengungkap bagi-bagi dolar itu menuai respons dari tim sukses Ade
Komarudin, Bambang Soesatyo. Bambang seolah membalas dengan rumor yang lebih
ganas yakni pembagian miliaran rupiah satu suara. Wow! "Kalau soal rumor
bagi-bagi uang, saya juga mendapat informasi ada caketum yang bagi-bagi uang
mulai Rp 5 juta hingga 20.000 dolar AS dan menjanjikan Rp 1-2 miliar rupiah
satu suara saat pemilihan nanti. Entah benar entah tidak namanya juga rumor
atau informasi. Hehehe kenapa harus panik. Santai saja," ujar Bambang Soesatyo
di hari yang sama. Sekedar informasi saja ada 563 pemilik suara di Munas Golkar
yang terdiri dari 519 suara DPD II, 34 suara DPD I, 8 suara ormas pendiri dan
didirikan, dan 2 suara ormas syaap Golkar. Untuk memenangkan munas Golkar,
setidaknya seorang caketum harus bisa meraih setengah lebih suara yang ada
(dengan asumsi hanya ada dua calon ketum). Jika menggunakan informasi dari
Nurdin Halid, maka caketum Golkar yang bagi-bagi dolar Singapura itu harus
nyawer ke 282 pemilik suara, yang berarti SGD 2.820.000 atau sekitar Rp 27,5
miliar. Jika menggunakan informasi dari Bambang Soesatyo, taruhlah duit yang
dibagi Rp 1 miliar per suara, maka caketum Golkar yang mau menang harus
bagi-bagi duit sebanyak Rp 282 miliar. Fantastis, tapi kabarnya memang di
Munas Golkar lima tahun silam juga persaingan money politicsnya 'sekeras' itu. Jadi
mau sampai kapan Golkar geger bagi-bagi dolar jelang Munas? (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar