Minggu, 21 Februari 2016

GEGER DOLAR PARTAI GOLKAR

Jakarta – Lensa Post,  

Internal Partai Golkar kembali memanas jelang Munas. Kali ini isu bagi-bagi dolar bikin antar kubu caketum Golkar bergesekan cukup keras. Sebenarnya money politics selalu jadi isu pengiring suksesi kepemimpinan di Golkar. Memang geger bagi-bagi uang selalu ramai terdengar menjelang Munas Golkar. Hal ini juga yang menjadi momok menakutkan bagi para caketum Golkar yang berkantong cekak alias bermodal tipis. Sejumlah tokoh Golkar pun menyuarakan agar Munas kali ini para calon ketua umum meninggalkan tradisi lama yakni money politics. Saking ngerinya isu soal money politics jelang Munas Golkar, para Ketua DPD I Golkar se Indonesia menemui Nurdin Halid pekan lalu. Dari pertemuan itulah terungkap adanya pembagian dolar Singapura dari salah satu caketum Golkar yang sempat mengunjungi Sulut. "Pengakuannya SGD 10.000 untuk 1 DPD II. Kan rusak Partai Golkar kalau begini," kata Nurdin saat dihubungi, Kamis (18/2/2016). Jika dirupiahkan dengan kurs SGD 1 sama dengan Rp 9.769 (kurs Bank Mega hari ini), SGD 10 ribu sama dengan Rp 97,69 juta. Kata Nurdin uang itu baru permulaan, atau istilahnya uang surat dukungan.  Namun demikian jika jumlahnya lebih kecil, Nurdin tak mempersoalkan. Angka Rp 25 juta disebutnya sebagai uang transport yang layak. "Kalau uang transport tidak apa-apa. Misalnya di Papua, kan jauh-jauh. Kalau Rp 25 juta tidak masalah, masih masuk logika. Kalau lebih, bukan uang transpor namanya tapi jual beli suara," ulas Nurdin. Manuver Nurdin mengungkap bagi-bagi dolar itu menuai respons dari tim sukses Ade Komarudin, Bambang Soesatyo. Bambang seolah membalas dengan rumor yang lebih ganas yakni pembagian miliaran rupiah satu suara. Wow! "Kalau soal rumor bagi-bagi uang, saya juga mendapat informasi ada caketum yang bagi-bagi uang mulai Rp 5 juta hingga 20.000 dolar AS dan menjanjikan Rp 1-2 miliar rupiah satu suara saat pemilihan nanti. Entah benar entah tidak namanya juga rumor atau informasi. Hehehe kenapa harus panik. Santai saja," ujar Bambang Soesatyo di hari yang sama. Sekedar informasi saja ada 563 pemilik suara di Munas Golkar yang terdiri dari 519 suara DPD II, 34 suara DPD I, 8 suara ormas pendiri dan didirikan, dan 2 suara ormas syaap Golkar. Untuk memenangkan munas Golkar, setidaknya seorang caketum harus bisa meraih setengah lebih suara yang ada (dengan asumsi hanya ada dua calon ketum). Jika menggunakan informasi dari Nurdin Halid, maka caketum Golkar yang bagi-bagi dolar Singapura itu harus nyawer ke 282 pemilik suara, yang berarti SGD 2.820.000 atau sekitar Rp 27,5 miliar. Jika menggunakan informasi dari Bambang Soesatyo, taruhlah duit yang dibagi Rp 1 miliar per suara, maka caketum Golkar yang mau menang harus bagi-bagi duit sebanyak Rp 282 miliar.  Fantastis, tapi kabarnya memang di Munas Golkar lima tahun silam juga persaingan money politicsnya 'sekeras' itu. Jadi mau sampai kapan Golkar geger bagi-bagi dolar jelang Munas? (ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar