Kamis, 26 Februari 2015

BLH BINA 10 SEKOLAH ADIWIYATA


Kota Bima – Lensa Post,
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Bima pada tahun 2015 ini secara insentif sedang membina 10 sekolah Adiwiyata. Hal ini dilakukan setelah sekolah tingkat menengah pertama SMPN 1 Kota Bima tahun 2014 lalu raih juara pertama tingkat Propinsi NTB dan bulan Juni mendatang akan bersaing dengan sekolah adiwiyata lain tingkat nasional. Menurut Kabid Pengendalian dan Peran Serta Masyarakat, Khairil, ST, 10 sekolah adiwiyata tingkat Kota Bima yang akan menghadapi lomba tingkat propinsi berikutnya, sejak awal Januari sudah dipersiapkan. Walaupun pihak BLH sudah melakukan sosialisasi sekolah adiwiyata tingkat sekolah sekobi kepada 60 sekolah baru-baru ini. “Sepuluh sekolah binaan
tersebut diantaranya, SMAN 1, SMAN 2, SMAN 4, SMPN 1, SMPN 4, SMPN 8, SDN 05, SDN 11 dan SDN 19 dan SDN 71 kobi,” ujarnya saat ditemui diruang kerjanya Selasa (24/2). Kabid muda yang didampingi dua orang stafnya itu, menambahkan, bahwa untuk masuk sekolah adiwiyata tersebut harus memenuhi 4 indikator, yakni kebijakan sekolah yang berhubungan dengan lingkungan, kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan siswa berpatisipasi lingkungan serta sarana dan prasana yang menunjang (seperti bak sampah organik dan non organik), terangnya.
Katanya, adiwiyata untuk mendapatkan tempat yang baik dan ideal dimana akan diperoleh ilmu pengetahuan, norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup yang menuju cita-cita pembangunan yang berkelanjutan. Sedangkan tujuan adiwiyata, untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan lingkungan hidup, melalui penataan sekolah yang baik untuk mendukung program pembangunan yang berkelanjutan. Terkait lomba tersebut, BLH ditiap daerah berkerja sama dengan pihak Dikpora dan Kementrian Agama (Kemenag) dan kegiatan ini sudah berjalan sejak tahun 2004 lalu dan kegiatan ini berkelanjutan setiap tahunnya. “Diatas adiwiyata ada lagi adiwiyata mandiri, tentu saja sekolah adiwiyata mandiri untuk persyarakatnya lebih sulit dibandingkan adiwiyata tingkat biasa. (LP/Khairul)
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar