Kota Bima - Lensa Post Online,
Karena tumor ganas yang
menyerang bagian wajahnya, Nurmi (35) kini menjalani hidup dengan sangat
memperihatinkan. Bagaimana tidak, musibah sejak tujuh tahun lalu membuat
wajahnya tidak utuh. Tumor itu membuat pipi kirinya berlubang, bagian matanya
pun sudah diserang penyakit mematikan tersebut. Warga lingkungan Waki RT 4 RW 2
Kelurahan Manggemaci, Kecamatan Mpunda Kota Bima itupun hanya bisa melihat
dengan mata sebelah kanan. Saat disambangi wartawan di rumah orang tuanya,
Kamis 20 November 2014, Nurmi hanya bisa berbaring. Ibu dua anak itu ditemani
orang tuanya, Ijo yang tak henti mengipas
– ngipas badan Nurmi yang berkeringat karena panas.
Di
kamar yang beratap Seng tersebut, perempuan malang itu menghabiskan hari –
harinya. Istri Syafrudin itu bercerita, derita itu bermula tujuh Tahun lalu.
Saat itu, muncul daging tumbuh dibagian pipi kirinya, sebesar biji jagung. Tak
berselang lama, daging itu robek dan berdarah. Karena menganggap hanya
luka kecil biasa, wanita
yang menamatkan sekolahnya di SMA Alhidayah Kota Bima itu tidak begitu peduli
dan membiarkannya. Namun, seiring waktu, diameter lubang di pipi nya semakin
membesar. “Karena bermulanya penyakit ini di Kota Makassar, saya dan suami
berangkat ke Makassar, hendak berobat. Dua kali berobat, dokter menyebutkan
jika Tumor Ganas telah bersarang di pipi kiri saya,” ujarnya dengan mata
berkaca.
Karena hidup miskin dan
suami tidak memiliki pekerjaan, upaya terhenti karena tidak memiliki biaya.
Saran dokter untuk diobati secara medis pun, tak sanggup dilakukan. Ibarat
pungguk merindukan bulan, harapan sembuh dengan biaya tidak sedikit, mustahil
bisa diwujudkan. Nurmi pun akhirnya kembali ke kampung halaman, berharap
secercah kesembuhan melalui obat tradisional. “Beberapa kali berobat
tradisional, seperti ke Parado, Sape, Simpasai, dan sejumlah Desa lain. Tapi
tak ada tanda – tanda kesembuhan, Tuhan belum memberikan kesembuhan untuk
saya,” katanya dengan derai air mata. Sekarang, yang bisa dilakukannya,
menunggu uluran tangan dari Pemerintah Daerah. Beberapa kali juga pernah
membawa proposal permohonan bantuan dana ke kantor Pemerintah, namun tak ada
tanggapan. “Dulu pernah bawa waktu Pemilukada Tahun 2013, tapi tidak ada hasil
dan tak ada perhatian. Demikian juga dengan Pemerintah Kelurahan, tak pernah
sekalipun datang melihat kondisi saya,” ungkapnya.
Ia mengaku, wajahnya yang
berlubang itu sesekali perih dan sakit. Akibat derita itu, dua anaknya, Asni
(14) dan Rika (12) sudah tak sanggup diurus. Untuk biaya sekolah anaknya, ia
hanya mengandalkan kiriman uang dari pamannya yang ada di Makassar. “Suami juga
hanya sesekali datang dan melihat kondisi saya. Dia lebih banyak menghabiskan
hari – harinya di Kecamatan Wera, daerah kelahirannya,” terangnya. Perempuan
itu, kini hanya bisa berharap tangan Tuhan hadir melalui doa – doanya
disepanjang lelap dan terjaga, memberi pertolongan dan menyembuhkannya. Agar
anak – anaknya bisa kembali diurus dan di sekolahkan dengan baik. Semoga saja,
Pemerintah Daerah, pemangku kebijakan dan siapapun yang melihat kondisi Nurmi,
tergerak, terketuk nuraninya untuk bisa membantu. Karena Nurmi juga manusia,
yang wajib dibantu untuk mengakhiri deritanya. (LP/Ak.bk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar