Astin (34 thn), warga lingkungan Bugis, Kelurahan
Melayu, Kecamatan Asakota, Kota Bima mengidap tumor ganas di bagian perut.
Wanita yang masih gadis itu terlihat pasrah dengan penyakitnya, karena tidak
memiliki biaya untuk berobat. Sementara ibunya tak punya penghasilan. Penyakit
yang dialami Astin sangat parah. Perutnya yang bengkak makin membesar. Karena
tidak punya biaya untuk berobat, Astin hanya pasrah berbaring lemah tidak
berdaya di rumah panggung sembilan tiang berdinding bedek. Saat ditemui Selasa
4 Oktober 2014, Astin tengah berbaring dirumah panggung berukuran tiga meter
persegi. Dia menceritakan penderitaan yang dialaminya bermula sekitar setahun
lalu. Perutnya terasa nyeri, tapi dirinya menganggap nyeri itu hanya salah
urat. Setelah beberapa bulan, sakit yang dialaminya tak kunjung sembuh.
Keluarganya pun memutuskan membawa Astin berobat ke dokter. Saat diperiksa,
dokter menyatakan bahwa Astin mengidap tumor. Dia lantas disarankan agar
dirujuk ke RSUD Bima untuk mendapat perawatan intensif. “Kata dokter saat itu,
saya menderita tumor,” kata Astin.
Namun apa hendak dikata, kelaurganya tidak mampu
mengikuti saran dokter lantaran tidak punya biaya untuk berobat. “Kami sudah
tidak punya uang,” ujarnya. Kondisi tubuh wanita yang merupakan tulang punggung
keluarga ini sangat memprihatinkan. Tubuhnya sangat kurus, sementara perutnya
kian membesar. Dirinya terpaksa harus pasrah dengan penderitaan yang
dialaminya. Bapaknya sudah meninggal sejak delapan tahun yang lalu. Sakit yang
dirasakannya itu, membuat anak keempat Siti Aisyah hanya bisa tidur terlentang.
Bahkan sulit membuang air kecil, karena benjolan di bagian perutnya makin
membesar. “Sakit sekali,” kata Astin menahan sakit.
Wanita yang keseharian sebagai tukang cuci dengan
penghasilan Rp 25 ribu perhari itu, hanya bisa dirawat secara tradisional.
Keluarganya pernah mencoba meminta bantuan pada Pemerintah Kota Bima, agar
dirinya bisa mendapat bantuan anggaran untuk pengobatan. Namun permohonannya
ditolak, lantaran proposal yang diajukan masih kurang memenuhi syarat
administrasi. Selama dirumahnya, Astin hanya diobati dengan ramuan tradisional.
Namun kondisi Astin tidak ada perubahan. Dirinya berharap bantuan dari
pemerintah, agar Astin dapat berobat di RSUD Bima.
Lurah Melayu, Kamrin,S.Sos mengaku secepatnya akan
menindaklanjuti keluhan warganya tersebut. Bahkan Ia berjanji akan melaporkan
langsung ke Walikota Bima, HM Qurais H Abidin. Meski demikian, pihaknya tetap
menyarankan kepada keluarga Astin agar segera mengajukan permohonan bantuan ke
Pemerintah setempat, dengan melengkapi administrasi seperti KK dan KTP. “Insya
allah, secepatya kami akan menindaklanjutinya,” katanya. (LP/Akt-Pudi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar