Kota Bima – Lensa Post,
Mengantisipasi kenaikan harga
beras yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat, akibat kenaikan bahan bakar
minyak (BBM), Perum Bulog Bima merencanakan operasi pasar beras. Yaitu menjual
beras di bawah harga yang berlaku di pasaran. “Tujuannya untuk menghindari
naiknya inflasi di Bima dan Dompu,” ujar Kepala Perum Bulog Sub-Divre II Bima,
Muhammad Saukani. Operasi pasar beras akan digelar di Pasar Raya Kota Bima,
Kamis 20 November 2014. Setelah itu akan dievaluasi untuk operasi pasar tahap
berikutnya di Kabupaten Bima dan Dompu.
Saukani mengatakan jumlah beras yang akan
digelontorkan pada operasi pasar tidak terbatas. Mengingat stok beras yang
dikuasai oleh Perum Bulog Bima saat ini cukup besar, yakni sekitar 13.000 ton.
“Lamanya operasi pasar tidak akan dibatasi waktu. Intinya sampai harga beras
itu turun dan stabil,” jelas Saukani disela-sela kegiatan inspeksi harga beras
di Pasar Raya Kota Bima, Rabu 19 November 2014. Diharapkanoperasi
pasar beras yang jumlahnya tidak terbatas tersebut, lanjut dia, kenaikan harga
beras tidak akan terjadi. Karena para spekulan atau pedagang beras yang ingin
mempermainkan harga beras, tidak akan berani menaikan harga. Untuk harga
operasi pasar, kata Saukani, Perum Bulog menetapkan harga Rp7.300/kilogram.
“Sehingga dengan harga tersebut akan mengganduli naiknya harga beras di pasar,”
terangnya. Saukani menambahkan beberapa hal yang menyebabkan naiknya harga
beras di pasar. Seperti adanya kenaikan harga BBM, berkurangnya stok beras yang
dimiliki oleh masyarakat karena saat-saat ini panen sudah tidak ada lagi, serta
belum adanya penyaluran Raskin tambahan. Saat ini harga beras yang berlaku di
Pasar Raya Kota Bima sebesar Rp8 ribu per kilogram untuk kelas beras medium.
Sedangkan beras premium seharga Rp9 ribu per kilogram. (LP-001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar