Kota Bima – Lensa Post,
Walikota Bima, HM. Qurais H. Abidin, rabu
(14/1/2015) menerima kunjungan kedua dari Konsultan Belanda Mr. Roy, di diruang
kerjanya, Pertemuan itu, membahas kondisi Kota Bima yang belum menyempurnakan
pengaturan sanitasi dan pencegahan banjir. Kabag Humas dan Protokol Setda Kota
Bima, Ihya Ghazali S.Sos mengatakan, secara umum Mr. Roy saat itu menjelaskan
jika tindakan penanganan banjir yang bersifat tekhnis dan non tekhnis. Dasar-dasar
pertimbangan untuk menentukan upaya pertimbangan pengendalian banjir yang
paling layak yakni perlu bersifat tekhnis baik dari daerah hulu, tengah maupun
hilir. Seperti membangun waduk, embun, normalisasi sungai atau kanal dan
perbaikan sistem drainase pemukiman.
Sementara yang bersifat non tekhnis yakni,
kerjasama antar instansi pemerintah secara lintas sektor dan wilayah, penataan
ruang yang terpadu, peran serta masyarakat, peringatan dini, perlindungan
bantaran sungai, penataan ruang terbuka hijau dan perencanaan penanggulangan
bencana. “Selain itu, tadi juga dijelaskan mengenai perlunya dipertimbangkan segi analisa untung rugi.
Untuk dapat menentukan tindakan yang mana yang masih dapat dilakukan atau
tidak,” jelasnya. Ghazali mengakui, pada pertemuan itu juga dipaparkan
prinsip-prinsip dasar untuk mengurangi resiko banjir, dari segi pengelolaan
sumber daya air secara integral dan keseluruhan. Upaya itu seperti, penyerapan
air didalam tanah di daerah hulu atas dimaksimalkan. “Maksudnya melakukan reboisasi
dan menjaga kelestarian hutan,” ujarnya. Kemudian, penampungan air yang
berlebihan di hulu tengah karena limpasan air hujan terlampau tinggi. Umpamanya
membangun bendungan, embung, kolam detense. Lalu prinsip ketiga yakni membuang
sisa limpasan air hujan di wilayah hilir lewat sistem saluran pembawa utama
(Sungai dan Kanal).
Sementara itu, lanjutnya, Walikota Bima
mengapresiasi rekomenadasi masukan yang sangat baik dari Mr. Roy. Karena itu
juga menjadi penentu arah kebijakan Pemerintah daerah kedepan. “Kata Pak Wali,
kalau dilihat memang sanitasi di Kota Bima belum baik. Sehingga Mr. Roy melihat
Kelurahan Sarae dan Nae sebagai pilot project sanitasi dan
persampahan,” tuturnya dan menambahkan, masukan tersebut, akan dipertimbangkan
dan dibahas dengan Dinas terkait. Agar persoalan klasik itu, bisa diselesaikan
dengan secepatnya. (kh-b/LP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar