Bima – Lensa Post,
Tiga Terdakwa kasus korupsi distribusi Air
Bersih BPBD Kabupaten Bima, Drs. Sulhan, Iriyanto dan Drs. Jaharudin, secara
resmi telah diserahkan oleh Tim Kejaksaan Negeri (Kejari) Raba Bima ke Lapas
Kelas Satu Mataram, Rabu (7/1) sekitar pukul 08.00 WITA. Selain menyerahkan ke
3 Terdakwa, Pihak Kejaksaan Negeri Raba Bima juga menyerahkan sejumlah dokumen
penahanan dari Rutan Bima ke petugas Lapas Mataram. Usai penyerahan itu, ke tiga
terdakwa langsung dibawa ke dalam Lapas Mataram untuk menjalani massa tahanan. Pihak
Kejari Raba Bima juga telah melimpahkan perkara kasus tersebut ke Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Mataram dan tinggal menunggu penetapan sidang
perdana.
Penyerahan 3 Terdakwa di Lapas Mataram ini,
setelah ketiganya sempat ditahan Kejaksaan Negeri Raba Bima sejak hari Rabu, 1
Oktober 2014, ketiganya ditahan karena tersangkut kasus Air Bersih tahun 2013
dengan menelan kerugian Negara sebesar ratusan juta rupiah.
Modus operandi yang diperankan tiga terdakwa, yaitu menandatangani MoU
pembelian air bersih ke PDAM oleh BPBD untuk didistribusikan kewilayah
Kabupaten Bima dengan nilai Rp 337 juta. Namun
dalam pengerjaanya hanya dikerjakan senilai Rp 87 juta. Sehingga ke 3 Terdakwa didakwa
dengan Pasal 2,3 undang undang No 31 Tahun 1999 tentang pemerantasan korupsi,
Jo Undang-Undang No 21 Tahun 2001 tentang perubahan Undang Undang Tahun 1999.
Ketiganya diancam kurungan maksimal 20 tahun penjara.
Sementara itu, Sulhan beberapa
saat sebelum ia dan dua rekannya Iriyanto serta Jaharudin dibawa ke Lapas
Mataram mengatakan, apa yang telah menimpanya itu merupakan ujian dari Tuhan. “Ini
sudah menjadi takdir saya. Kepada teman-teman wartawan juga mohon do’anya,
semoga dalam menjalankan hukuman ini saya diberikan kemudahan,” harapnya. Dirinya pasrah dan menerima hukuman atas
perbuatannya. Mau tidak mau, ia harus mempertanggungjawabkannya. “Ini negara
hukum, jadi sesuai dengan perbuatan saya harus tanggungjawab,” ungkapnya. Sulhan
pun merasa yakin, yang telah dilakukannya pasti ada hikmah. “Atas cobaan ini,
saya tetap mendekatkan diri pada sang pencipta,” tuturnya sedih. Kepada orang
yang pernah disakiti olehnya, ia juga menyampaikan permohonan maaf. Soal
pemberitaan di media massa pun, diakuinya tak sedikitpun membuat dia benci pada
media. Justru, ia merasa bersyukur karena media telah membuka mata hatinya. “Kalaupun
saya selama ini banyak berbuat salah terhadap rekan-rekan media maupun yang
lainnya, saya minta maaf”, tutur Sulhan. (LP-005)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar