Kota
Bima – Lensa Post,
Kerjasama Pemerintah Kota Bima dengan Japan Internasional Cooperation Agency (JICA) dalam
hal penanggulangan bencana, kini membuka berbagai potensi kerjasama lain, salah
satunya pariwisata. Walikota Bima, M. Qurais H. Abidin, menyampaikan gagasan
pengembangan pariwisata khususnya geowisata saat menerima kunjungan Mr. Ryoji
Takahasi, wakil kepala Penasehat dan Perencanaan Penanggulangan Bencana JICA;
Mr. Katsu Kato, Perencana Penanggulangan Bencana JICA; serta Tandiono,
Perencana Manajemen Bencana.
Geowisata merupakan pariwisata minat khusus
dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam seperti bentuk bentang alam,
batuan, struktur geologi dan sejarah kebumian, sehingga diperlukan peningkatan
pengayaan wawasan dan pemahaman proses fenomena fisik alam. Contoh objek
geowisata adalah gunung berapi, danau, air panas, pantai, sungai, dan
lain-lain. Obyek geowisata yang ditawarkan oleh Walikota adalah pulau Satonda,
gunung Tambora, pulau Kambing,
dan gunung Sangeangapi. “Saya sadar, berbagai
obyek yang saya sebutkan itu berada di wilayah Kabupaten lain. Namun dalam hal
ini, saya menawarkan konsep pengembangan pariwisata secara keseluruhan yang
bersifat regional, dimana Kota Bima dapat menjadi penyedia jasa transportasi
maupun perhotelan”, ujar Walikota.
Lanjut Walikota, “hal ini juga saya rasa
sangat relevan saya kemukakan, mengingat pada kesempatan ini kita juga
kedatangan Kepala Bidang Kebencanaan BPBD Provinsi NTB, bapak Ridho Ahyana. Saya
sendiri nantinya akan menyampaikan secara pribadi kepada Gubernur, namun
kiranya Pak Ridho dapat membantu memberi masukan kepada beliau”. Mr. Ryoji
Takahasi menyatakan apresiasi atas gagasan tersebut. Dikatakannya, geowisata
memang merupakan konsep yang sangat diseriusi oleh Pemerintah Jepang. “Di
Jepang, banyak obyek wisata kami berupa pemandian air panas yang terletak di
kaki gunung berapi. Tempat-tempat wisata tersebut sellau ramai dikunjungi.
Mengapa demikian? Kami menerapkan konsep geowisata yang sifatnya menyeluruh.
Pada setiap obyek wisata, kami memiliki pusat kajian bencana, ada peta jalur
evakuasi, dan ada berbagai atraksi wisata”, katanya.Ia pun menjelaskan, memang
akan sangat baik jika pengembangan pariwisata dilakukan dalam skala regional.
Dengan demikian, obyek wisata yang ditawarkan jauh lebih banyak sehingga para
wisatawan tidak cepat bosan. Selain itu, pengaruhnya terhadap pertumbuhan
ekonomi makro akan lebih berdampak. “JICA sendiri bukanlah badan atau lembaga
yang bergerak dalam bidang investasi. Tapi mendengar penjelasan Walikota
tentang berbagai obyek wisata yang ada, saya akan dengan senang hati
menceritakan potensi ini kepada jaringan kami di Jepang, siapa tahu ada yang
tertarik untuk berinvestasi bagi pengembangan pariwisata regional di NTB”, kata
Mr. Ryoji Takahasi. Pada akhir
pertemuan, JICA menyerahkan cinderamata kepada Walikota berupa peta tiga
dimensi salah satu kawasan geowisata di Jepang, serta buku manajemen bencana
dan bingkisan. Sebaliknya Walikota menyerahkan cinderamata berupa kain tenun
ikat khas Bima dan plakat berbentuk miniatur kuda pacu Bima. (LP/H-Diana
Fithriah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar