Senin, 26 Januari 2015

WALIKOTA PERKENALKAN POTENSI GEOWISATA DI BIMA


Kota Bima – Lensa Post,
Kerjasama Pemerintah Kota Bima dengan Japan Internasional Cooperation Agency (JICA) dalam hal penanggulangan bencana, kini membuka berbagai potensi kerjasama lain, salah satunya pariwisata. Walikota Bima, M. Qurais H. Abidin, menyampaikan gagasan pengembangan pariwisata khususnya geowisata saat menerima kunjungan Mr. Ryoji Takahasi, wakil kepala Penasehat dan Perencanaan Penanggulangan Bencana JICA; Mr. Katsu Kato, Perencana Penanggulangan Bencana JICA; serta Tandiono, Perencana Manajemen Bencana.
Geowisata merupakan pariwisata minat khusus dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam seperti bentuk bentang alam, batuan, struktur geologi dan sejarah kebumian, sehingga diperlukan peningkatan pengayaan wawasan dan pemahaman proses fenomena fisik alam. Contoh objek geowisata adalah gunung berapi, danau, air panas, pantai, sungai, dan lain-lain. Obyek geowisata yang ditawarkan oleh Walikota adalah pulau Satonda, gunung Tambora, pulau Kambing,
dan gunung Sangeangapi. “Saya sadar, berbagai obyek yang saya sebutkan itu berada di wilayah Kabupaten lain. Namun dalam hal ini, saya menawarkan konsep pengembangan pariwisata secara keseluruhan yang bersifat regional, dimana Kota Bima dapat menjadi penyedia jasa transportasi maupun perhotelan”, ujar Walikota.
Lanjut Walikota, “hal ini juga saya rasa sangat relevan saya kemukakan, mengingat pada kesempatan ini kita juga kedatangan Kepala Bidang Kebencanaan BPBD Provinsi NTB, bapak Ridho Ahyana. Saya sendiri nantinya akan menyampaikan secara pribadi kepada Gubernur, namun kiranya Pak Ridho dapat membantu memberi masukan kepada beliau”. Mr. Ryoji Takahasi menyatakan apresiasi atas gagasan tersebut. Dikatakannya, geowisata memang merupakan konsep yang sangat diseriusi oleh Pemerintah Jepang. “Di Jepang, banyak obyek wisata kami berupa pemandian air panas yang terletak di kaki gunung berapi. Tempat-tempat wisata tersebut sellau ramai dikunjungi. Mengapa demikian? Kami menerapkan konsep geowisata yang sifatnya menyeluruh. Pada setiap obyek wisata, kami memiliki pusat kajian bencana, ada peta jalur evakuasi, dan ada berbagai atraksi wisata”, katanya.Ia pun menjelaskan, memang akan sangat baik jika pengembangan pariwisata dilakukan dalam skala regional. Dengan demikian, obyek wisata yang ditawarkan jauh lebih banyak sehingga para wisatawan tidak cepat bosan. Selain itu, pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi makro akan lebih berdampak. “JICA sendiri bukanlah badan atau lembaga yang bergerak dalam bidang investasi. Tapi mendengar penjelasan Walikota tentang berbagai obyek wisata yang ada, saya akan dengan senang hati menceritakan potensi ini kepada jaringan kami di Jepang, siapa tahu ada yang tertarik untuk berinvestasi bagi pengembangan pariwisata regional di NTB”, kata Mr. Ryoji Takahasi. Pada akhir pertemuan, JICA menyerahkan cinderamata kepada Walikota berupa peta tiga dimensi salah satu kawasan geowisata di Jepang, serta buku manajemen bencana dan bingkisan. Sebaliknya Walikota menyerahkan cinderamata berupa kain tenun ikat khas Bima dan plakat berbentuk miniatur kuda pacu Bima. (LP/H-Diana Fithriah). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar