Dompu – Lensa
Post,
Mantan Ketua Umum Pengurus
Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Dr. Ir. H. Akbar Tanjung, hadir
menyampaikan materi kegiatan Latihan Kader II Tingkat Nasional yang
diselenggarakan HMI Cabang Dompu, Rabu 9 September 2015. Tokoh
politik nasional yang juga mantan Ketua Umum Partai Golkar itu membawakan
materi "Politik Luar Negeri : Strategi Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA)" mengingat terhitung mulai tahun 2016 mendatang, secara efektif
perdagangan bebas diantara negara-negara Asean akan dilaksanakan. Sebelum
menyampaikan materi inti, Akbar Tanjung menceritakan sejarah HMI. Di mana
HMI lahir sebagai wadah intelektual di kalangan mahasiswa baik secara akademis
maupun rohaniah. HMI, kata Akbar, tetap menempatkan dirinya sebagai organisasi
yang sepaham dengan Pancasila dan UUD 1945, dalam rangka mewujudkan tujuan
nasional dan komitmen ke-Indonesiaannya. “Ini adalah bagian dari manifestasi
nilai-nilai keimanan,” ujarnya.
Menurutnya, HMI adalah
organisasi besar. Oleh sebab itu kader HMI harus mempersiapkan kemampuan
individunya, yakni meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. “Karena mau tidak
mau atau suka tidak suka, perdagangan bebas dalam bingkai MEA, harus diterima
dan dijalankan karena sudah menjadi keputusan nasional,” jelas Akbar. Akbar
menjelaskan dalam MEA selain persaingan bidang ekonomi yaitu kegiatan ekspor
dan impor, didalamnya juga akan terjadi tingkat mobilitas masyarakat yang
tinggi. Mobilitas tersebut kata Akbar, karena masyarakat Asean akan melihat
peluang-peluang terutama peluang bisnis. Hal sama juga bisa dilakukan oleh
masyarakat Indonesia. Peluang tersebut, bisa digarap dalam berbagai bidang
seperti ekonomi, IT, manajemen, dan lain lain. “Uang itu tidak memiliki negara,
dia akan mengalir begitu saja dengan melihat peluang-peluang,” kata Akbar saat
menyampaikan materi pada Latihan Kader II HMI Cabang Dompu, Rabu 9 September
2015. Terlepas dalam konteks perdagangan bebas, Akbar mengajak kader HMI untuk
mempersiapkan diri mengisi kepemimpinan dalam masyarakat dan Negara, atau
pemerintahan. “HMI harus meningkatkan kualitas dalam menyongsong perubahan yang
akan datang,” tandasnya.
Akbar berujar, kenapa tidak kader HMI yang
sudah ditempa oleh pengalaman organisasi dan pengkaderan kepemimpinan mengambil
bagian dalam kepemimpinan di Negara ini, terlebih sebagai Presiden. Dirinya pun
membandingkan, Jokowi saja yang dalam rekam jejaknya tidak memiliki pengalaman
organisasi pemerintahan, organisasi kemahasiswaan, dan organisasi politik, bisa
menjadi Walikota hingga Presiden. “Kenapa tidak dengan kader HMI,”
ujarnya. Akbar menyampaikan pesan terhadap kader HMI harus bisa memahami
trend perubahan ke depan. Sehingga bisa menyikapi dan mengambil langkah tepat,
karena kedepan tingkat kompetisi semakin tinggi. “Kader HMI harus meningkatkan
kualitas individu, karena segala sesuatu bisa saja terjadi dalam waktu yang
tidak diketahui,” pungkasnya. (LP/Akt-Yn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar